Terjadi keanehan dari hasil penelitian terhadap kaum pria dan wanita. ria praremaja lebih memiliki asma dan alergi makanan daripada wanita, namun, ketika wanita memasuki usia dewasa mereka melebihi daripada jumlah pria dalam kategori penyakit kronis.
Penelitian yang dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan American College of Allergy, Asma and Imunologi (ACAAI) mengungkapkan bahwa wanita dewasa berada pada risiko lebih tinggi terkena alergi, asma, dan penyakit autoimun dibandingkan dengan pria dewasa.
Penelitian yang dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan American College of Allergy, Asma and Imunologi (ACAAI) mengungkapkan bahwa wanita dewasa berada pada risiko lebih tinggi terkena alergi, asma, dan penyakit autoimun dibandingkan dengan pria dewasa.
nyc-allergist.com |
Dr. Renata Engler dan rekan-rekannya mengidentifikasi tingkat immunoglobin yang lebih tinggi pada pria asma, meski fakta bahwa respon kebal IgG terhadap vaksin meningkat pada wanita.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh tim peneliti dari ACAAI dengan melacak peluang wanita dirawat di rumah sakit karena komplikasi yang berhubungan dengan asma saat mereka memasuki masa menopause. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita di usia 40-an dan 50-an lebih mungkin dirawat di rumah sakit atas kondisi tersebut dibandingkan dengan rekan pria mereka.
“Sampai masa pubertas, anak laki-laki memiliki tingkat lebih tinggi menderita asma dibandingkan anak perempuan,” jelas Dr. Robert Yao-wen Lin dari ACAAI. Kemudian, selama tahun-tahun menopause, angka rawat inap wanita adalah dua kali lipat dari pria dalam kelompok usia yang sama. Hal ini dapat menunjukkan bahwa asma mungkin memiliki ciri biologis yang berbeda.
Temuan ini membuktikan bahwa anak-anak muda dan wanita yang lebih tua lebih rentan terhadap alergi dan asma dibandingkan dengan jenis kelamin atau kelompok umur.
Sumber
Post a Comment